Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2016

Data dan Analisis Pasar Obat Bebas, Obat Generik, dan Obat Herbal

Gambar
Data dan Analisis Pasar Obat Bebas, Obat Generik, dan Obat Herbal ini menampilkan data dan outlook secara komprehensif terkait seluruh informasi mengenai industri farmasi di Indonesia, serta riset dan analisis pasar obat bebas (over the counter/OTC), obat generik, dan obat herbal. Riset ini mengulas mulai dari tren pertumbuhan pasar farmasi di Asia Pasifik (Asia Pacific healthcare market), tren pertumbuhan pasar farmasi Indonesia, pengaruh BPJS Kesehatan, tren pasar obat generik, market leader obat generik, market leader obat bebas, dan tren pasar obat herbal. Pada halaman 2 ditampilkan ekonomi Indonesia secara garis besar, mulai dari pertumbuhan PDB 2014-2019 (est), jumlah konsumen kelas menengah, dan pasar industri consumer goods pada 2030. Pada halaman 3, ditampilkan grafis pasar farmasi di Asia Pasifik 2011-2015. Sementara pasar industri farmasi Indonesia 2010-2014, rasio belanja kesehatan terhadap PDB, segmentasi pasar farmasi nasional, dan roadmap program Jaminan Kesehatan N

Persaingan Pasar Semen di Kuartal I 2016

Gambar
Tren penjualan semen di kuartal I 2016 mulai bergairah dengan mencatatkan pertumbuhan sebesar 4,33% dibanding periode yang sama tahun lalu. Meski demikian, tren penjualan semen secara bulanan terus melemah, dengan persentase pertumbuhan masing-masing bulan yakni Januari (9%), Februari (2,9%), dan Maret (2,14%). Data dari Asosiasi Semen Indonesia (ASI) menunjukkan penjualan semen pada kuartal I 2016 mencapai 14,43 juta ton, tumbuh 4,33% dibanding periode yang sama tahun lalu 13,83 juta ton. “Permintaan semen naik sebesar 4% pada kuartal I 2016. Semoga Mei dan seterusnya bisa di atas 5%,” kata Ketua ASI Widodo Santoso kepada pers. Widodo menilai, faktor hujan adalah alasan utama konsumsi semen melambat pada Maret. Hujan menghambat pelaksanaan berbagai proyek konstruksi, properti, dan infrastruktur. “Kami berharap curah hujan yang diprediksi reda pada Mei bisa memicu permintaan semen tumbuh lebih pesat menyerap produksi industri yang saat ini menumpuk di gudang. Stok semen di pabrik c

Tren Pasar Industri Elektronik di Indonesia

Gambar
Industri elektronik di Indonesia menawarkan omzet yang menggiurkan. Betapa tidak, dengan total pasar sekitar Rp 59 triliun, itu merupakan market size yang cukup besar. Ingin tahu lebih dalam, baca selengkapnya uraian di bawah ini. Data Industri Elektronik Home Appliances 2005-2015 ini menampilkan data, kajian, analisis, dan riset terkait seluruh informasi mengenai industri elektronik rumah tangga (home appliances) di Indonesia, mulai dari tren nilai pasar (market size) untuk industri elektronik home appliances, 14 kategori elektronik home appliances, analisis tren pertumbuhan 2005-2015 , volume pasar (demand) 14 kategori elektronik home appliances, porsi kategori produk terhadap total pasar elektronik home appliances, hingga pangsa pasar, serta tren pasar elektronik global. Data ini dimulai dari tren pertumbuhan nilai pasar industri elektronik home appliances di Indonesia periode 2005-2015, dilengkapi dengan tren pertumbuhannya, dan 14 kategori yang termasuk produk elektronik ho

Tren Kenaikan Harga Baja di 2016

Gambar
Kenaikan harga baja dunia tampaknya tidak terbendung setelah pada April 2016 harga komoditas ini meroket 15% menjadi US$ 415-US$ 425 per ton dibanding Maret tahun ini di posisi US$ 360-US$ 370 per ton. Kenaikan harga yang signifikan tersebut membuat posisi harga baja pada April 2016 sama seperti bulan April tahun lalu, mengindikasikan proses rebound harga telah terbentuk secara lengkap. Hal itu terlihat dalam riset duniaindustri.com berdasarkan data Middle East Steel untuk harga baja dengan patokan HRC ukuran >=2 milimeter dari China. Kenaikan harga baja dunia telah berlangsung sedikitnya tiga bulan terakhir pada awal 2016, menandakan penguatan permintaan seiring pemulihan ekonomi global. Kenaikan harga yang cukup tajam pada April 2016 akan memulihkan kepercayaan pelaku industri baja di dunia bahwa permintaan terus menguat sehingga mendorong harga ke atas. Dalam empat bulan terakhir sejak level terendah, harga baja dunia telah naik sekitar 42% ke level US$ 415-US$ 425 p

Mengupas Perusahaan Migas dengan Cadangan Terbesar

Gambar
PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) didirikan pada 2001, merupakan perusahaan yang bergerak di bidang eksplorasi dan perdagangan minyak dan gas (migas). Perusahaan memiliki area produksi di 10 blok yang tersebar di Pulau Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Izin eksplorasi yang dimiliki berkisar antara 20 tahun - 50 tahun. Per Juni 2012, Energi Mega Persada memproduksi 14,96 juta barel migas, sehingga cadangan terbukti per Juni 2012 tersisa 1,9 miliar barel. INDUSTRY OUTLOOK: OIL AND NATURAL GAS Oil Menurut International Energy Agency , permintaan minyak dunia diperkirakan tumbuh 0,9% pada tahun ini dan tahun 2013. Dengan asumsi pertumbuhan ekonomi global sebesar 3,3% pada 2012 dan 3,6% ditahun 2013, total permintaan minyak dunia diperkirakan rata-rata 89,8 juta barel per hari pada tahun 2012 dan 90,6 juta barel per hari pada tahun 2013. Permintaan minyak dunia pada kuartal II 2012 tumbuh 1,4% secara tahunan. Jepang merupakan negara yang permintaannya tumbuh paling tinggi sebesar 10% kare

INDONESIA INVESTMENT HIGHLIGHT 2016 & PRIVATE EQUTY DATA

Gambar
INDONESIA INVESTMENT HIGHLIGHT 2016 . At the end of 2015, there are two important events in the world, especially Southeast Asia regian region. First, the US central bank, the Federal Reserve announced a rate hike for the first time in more than nine years (since 2006). The increase was an important step that signifies the United States eventually move out of the crisis of 2008. Second, the start of the Asean Economic Community. And Indonesia certainly affected from these two events. However, the positive sentiment began to envelop and there are positive indications related to Indonesia’s economic recovery after the slowdown in 2015. Indonesia is Southeast Asia’s largest economy with 252 million people, and GDP growth above 4,7% in 2015* and projected to remain above 5% for the next five years. During the difficult global conditions of 2015, Indonesia’s economy was among the top worldwide performers, due to a number of factors, including strong domestic demand and rich natural