Inilah Dampak Kelebihan Pasokan di Industri Semen
Fitch Ratings Ltd, lembaga pemeringkat kredit internasional, memperkirakan kondisi kelebihan pasokan (over supply) semen di Indonesia
akan memberikan tekanan terhadap margin laba produsen. Pasalnya,
produsen semen di negeri ini telah memperluas kapasitas produksi mereka
lebih cepat dari volume penjualan dalam dua sampai tiga tahun terakhir.
Menurut laporan terbaru Fitch Ratings di Jakarta, Senin (10/10), disebutkan industri semen Indonesia dalam jangka menengah cenderung masih mengalami kelebihan pasokan kendati mengalami pemulihan volume penjualan di tahun ini.
Fitch memperkirakan penjualan semen domestik akan meningkat sebesar 4%-5% pada tahun 2016 menjadi sekitar 63 juta ton. Pertumbuhan akan ditopang ekonomi domestik yang lebih kuat dan permintaan yang lebih baik dari sektor terkait infrastruktur. Fitch juga memperkirakan volume penjualan semen meningkat dalam dua tahun ke depan, sesuai dengan harapan bahwa pertumbuhan PDB akan meningkat menjadi 5,5% pada tahun 2017 dan 5,7% pada 2018.
Sebagai perbandingan, Asosiasi Semen Indonesia (ASI) baru-baru ini menyatakan bahwa total kapasitas produksi semen di negara ini akan mencapai 92.700.000 ton per tahun pada akhir 2016. Perkiraan Fitch, tingkat pemanfaatan kapasitas terpasang (utilisasi) hanya 65%-70%. Tingkat utilisasi sekitar 85% tiga sampai lima tahun yang lalu, ketika ekonomi dan pasar properti yang lebih kuat.
Di sisi lain, kelebihan pasokan dapat memicu perang harga sebagai upaya produsen semen yang berusaha untuk melindungi pangsa pasar mereka di Indonesia. Selain itu, harga batu bara, bahan baku penting untuk semen produksi, telah meningkat tajam dalam beberapa bulan terakhir, memberikan tekanan lebih lanjut pada margin produsen semen. Fitch memperkirakan perusahaan semen mencari cara-cara baru untuk mengurangi biaya, termasuk memotong penggunaan batubara, guna mempertahankan margin mereka.
Kelebihan pasokan saat ini terutama disebabkan oleh 34 juta ton kapasitas dari perusahaan domestik dan pemain baru dari luar Indonesia yang mulai beroperasi dari tahun 2014. Beberapa perusahaan semen, seperti Semen Baturaja dan Semen Indonesia, telah dilaporkan siap untuk memulai pabrik yang baru pada tahun 2017.
Perbaikan Pasar
Penjualan semen Agustus 2016 tercatat tumbuh positif di seluruh daerah, kecuali Banten yang menderita pelemahan. Berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), penjualan semen Agustus 2016 secara nasional tumbuh 8,7% menjadi 5,97 juta ton dibanding bulan yang sama tahun lalu 5,49 juta ton.
Kenaikan itu ditopang pasar semen di Pulau Jawa yang tumbuh 4,1% menjadi 3,25 juta ton dari sebelumnya 3,12 juta ton. Disusul, pasar semen di Sumatera yang naik 17,6% menjadi 1,35 juta ton dari sebelumnya 1,15 juta ton.
Demikian juga penjualan semen di Kalimantan pada Agustus 2016 naik 5,8% menjadi 416 ribu ton dari sebelumnya 393 ribu ton. Pasar semen di Sulawesi, Nusa Tenggara, serta Maluku dan Papua juga tumbuh positif, masing-masing sebesar 14,6%, 17%, dan 9,9%. Penjualan semen yang tercatat tumbuh negatif pada bulan Agustus 2016 hanya terjadi di Banten sebesar -7,6% menjadi 277 ribu ton dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya 300 ribu ton.
Hasil yang cukup baik penjualan semen Agustus ikut mendorong akumulasi delapan bulan tahun ini. Penjualan semen di Indonesia periode Januari-Agustus 2016 tumbuh 3,9% menjadi 39,07 juta ton dibanding periode yang sama tahun sebelumnya 37,6 juta ton.
Namun, di beberapa daerah, penjualan semen akumulasi hingga Agustus masih tercatat negatif, antara lain Jakarta (-9,9%), Banten (-9,7%), Jawa Barat (-0,2%), Kalimantan (-11,8%). Pasar semen di Pulau Jawa yang berkontribusi 56% terhadap total pasar semen nasional hanya mencatat pertumbuhan minim sebesar 1,3% pada delapan bulan hingga Agustus 2016.(*)
Sumber: di sini
* Butuh data, riset pasar, analisis, kajian lainnya, klik di sini
Menurut laporan terbaru Fitch Ratings di Jakarta, Senin (10/10), disebutkan industri semen Indonesia dalam jangka menengah cenderung masih mengalami kelebihan pasokan kendati mengalami pemulihan volume penjualan di tahun ini.
Fitch memperkirakan penjualan semen domestik akan meningkat sebesar 4%-5% pada tahun 2016 menjadi sekitar 63 juta ton. Pertumbuhan akan ditopang ekonomi domestik yang lebih kuat dan permintaan yang lebih baik dari sektor terkait infrastruktur. Fitch juga memperkirakan volume penjualan semen meningkat dalam dua tahun ke depan, sesuai dengan harapan bahwa pertumbuhan PDB akan meningkat menjadi 5,5% pada tahun 2017 dan 5,7% pada 2018.
Sebagai perbandingan, Asosiasi Semen Indonesia (ASI) baru-baru ini menyatakan bahwa total kapasitas produksi semen di negara ini akan mencapai 92.700.000 ton per tahun pada akhir 2016. Perkiraan Fitch, tingkat pemanfaatan kapasitas terpasang (utilisasi) hanya 65%-70%. Tingkat utilisasi sekitar 85% tiga sampai lima tahun yang lalu, ketika ekonomi dan pasar properti yang lebih kuat.
Di sisi lain, kelebihan pasokan dapat memicu perang harga sebagai upaya produsen semen yang berusaha untuk melindungi pangsa pasar mereka di Indonesia. Selain itu, harga batu bara, bahan baku penting untuk semen produksi, telah meningkat tajam dalam beberapa bulan terakhir, memberikan tekanan lebih lanjut pada margin produsen semen. Fitch memperkirakan perusahaan semen mencari cara-cara baru untuk mengurangi biaya, termasuk memotong penggunaan batubara, guna mempertahankan margin mereka.
Kelebihan pasokan saat ini terutama disebabkan oleh 34 juta ton kapasitas dari perusahaan domestik dan pemain baru dari luar Indonesia yang mulai beroperasi dari tahun 2014. Beberapa perusahaan semen, seperti Semen Baturaja dan Semen Indonesia, telah dilaporkan siap untuk memulai pabrik yang baru pada tahun 2017.
Perbaikan Pasar
Penjualan semen Agustus 2016 tercatat tumbuh positif di seluruh daerah, kecuali Banten yang menderita pelemahan. Berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), penjualan semen Agustus 2016 secara nasional tumbuh 8,7% menjadi 5,97 juta ton dibanding bulan yang sama tahun lalu 5,49 juta ton.
Kenaikan itu ditopang pasar semen di Pulau Jawa yang tumbuh 4,1% menjadi 3,25 juta ton dari sebelumnya 3,12 juta ton. Disusul, pasar semen di Sumatera yang naik 17,6% menjadi 1,35 juta ton dari sebelumnya 1,15 juta ton.
Demikian juga penjualan semen di Kalimantan pada Agustus 2016 naik 5,8% menjadi 416 ribu ton dari sebelumnya 393 ribu ton. Pasar semen di Sulawesi, Nusa Tenggara, serta Maluku dan Papua juga tumbuh positif, masing-masing sebesar 14,6%, 17%, dan 9,9%. Penjualan semen yang tercatat tumbuh negatif pada bulan Agustus 2016 hanya terjadi di Banten sebesar -7,6% menjadi 277 ribu ton dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya 300 ribu ton.
Hasil yang cukup baik penjualan semen Agustus ikut mendorong akumulasi delapan bulan tahun ini. Penjualan semen di Indonesia periode Januari-Agustus 2016 tumbuh 3,9% menjadi 39,07 juta ton dibanding periode yang sama tahun sebelumnya 37,6 juta ton.
Namun, di beberapa daerah, penjualan semen akumulasi hingga Agustus masih tercatat negatif, antara lain Jakarta (-9,9%), Banten (-9,7%), Jawa Barat (-0,2%), Kalimantan (-11,8%). Pasar semen di Pulau Jawa yang berkontribusi 56% terhadap total pasar semen nasional hanya mencatat pertumbuhan minim sebesar 1,3% pada delapan bulan hingga Agustus 2016.(*)
Sumber: di sini
* Butuh data, riset pasar, analisis, kajian lainnya, klik di sini
Komentar
Posting Komentar