Indonesian Tourism Industry Data and Trends 2010-2020

Indonesian Tourism Industry Data and Trends 2010-2020 is showing the data and outlook as well as the exclusive research related to all the information about the tourism industry in Indonesia, ranging from highlights Indonesia’s tourism industry, track record of growth in the number of foreign tourists, the trend favorite destinations, top 10 tourism destinations most visit, comparative ASEAN tourism industry, to the Indonesian tourism industry market size from 2010 to 2020.

Research and data begins with a general overview of the Indonesian economy, the pace of growth in 2014-2019, the rate of inflation, as well as the economic potential of Indonesia in 2030. (page 2), followed by Indonesia tourism industry highlights (3-5 pages) that explores the growth trends in the tourism industry the global economic slowdown, the trend of the number of foreign tourists, policies and incentives in the tourism industry.

On pages 6 & 7 for reviews direction and strategy of the government in developing the national tourism industry, with the development of tourism destinations. The government has issued policies include the expansion of visa-free countries to visit Indonesia to 90 countries, and ease of use of foreign-flagged cruise ships.

On page 8 is displayed pointers incentives for national tourism industry, in the form of short stay visa-free facility, new regulations on yacht, new regulations on cruise. Special about the short-stay visa-free facility featured in the list of 90 countries were granted visa-free at page 9. On page 10 reviews the incentive development of special economic zones (SEZ) which includes nine regional tourism.

On page 11, displayed charts top 10 leading tourist destinations in Indonesia. Spliced ​​on page 12 tourism investment opportunities per region in Indonesia, complete with the favored sectors and infrastructure support from the local government. The central government also provides incentives in the economic policy package related to the tourism industry X (page 13).

On page 14, displayed an interesting chart of the number of foreign tourists from 2011 to 2015. Visits by foreign tourists per month during 2014-2015 are also shown on page 15. On page 16, presented in the chart on the development of foreign tourists according to entrances 2010-2014. On page 17, described the development trend of foreign tourist than 10 Indonesian export commodity.

Duniaindustri.com make exclusive research related to the market value (market size) of the tourism industry in Indonesia period 2010-2020 with a target being compare to national tourism foreign exchange, interest shown in the chart (pages 18-19). On page 20-22, reviews the trend of foreign tourists visiting the 2004-2019 period and the track record of the trend of foreign tourists visiting the period 1975-2015. Spliced ​​with comparative data is the number of foreign tourists ASEAN countries the period 2010, 2013 and 2018 targets Trends expenditure (spending) tourists as well as the length of stay of foreign tourists in Indonesia described on page 25.

Tourism Industry Data and Research 2010-2020 which amounted to 26 page pdf is derived from BPS, Ministry of Tourism, UN of world tourism organization, Pacific Asia Travel Association, processed duniaindustri.com

Index of industrial database is a new feature in duniaindustri.com featuring dozens of selected data according to the needs of users. All data is presented in pdf form so easily downloaded after users perform processes according to the procedure, ie click buy (purchase), click checkout, and fill out the form. Duniaindustri.com priority to the legitimacy and validity of the source of the data presented.(*)

Source: click here

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Pabrik Tekstil Terbesar di Indonesia

Gambar
Inilah lima perusahaan tekstil terbesar di Indonesia pada 2015, berdasarkan riset duniaindustri.com dari laporan keuangan masing-masing perusahaan. Di dunia, industri tekstil Indonesia menempati urutan kesembilan dunia untuk garmen dan posisi 11 dunia untuk tekstil. Di urutan pertama, terdapat PT Indorama Synthetics Tbk (INDR) yang mencatatkan penjualan sebesar US$ 682 juta pada 2015 atau sekitar Rp 8,98 triliun (kurs Rp 13.170/US$). Penjualan emiten produsen tekstil hulu ini pada 2015 turun 11,4% dibanding 2014 sebesar US$ 769,9 juta. Penurunan penjualan juga mempengaruhi laba kotor perusahaan yang melemah, menjadi US$ 62 juta pada 2015 dibanding US$ 73,9 juta pada 2014. Meski demikian, Indorama mampu mengefisienkan beban sehingga mampu membukukan laba bersih sebesar US$ 9,8 juta pada 2015 dibanding rugi bersih sebesar US$ 936 ribu pada 2014. PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau lebih dikenal sebagai Sritex menempati urutan kedua, dengan raihan penjualan US$ 631,3 juta pada 2015
Baca selengkapnya

Peta Persaingan Bisnis Mie Instan di Indonesia

Gambar
Indofood Group melalui anak usahanya, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), masih menguasai pasar mi instan di Indonesia, meski persaingan di sektor tersebut makin ketat. Dengan kapasitas produksi mi instan lebih dari 15 miliar bungkus per tahun, Indomie yang diproduksi Indofood CBP menguasai pangsa pasar mi instan nasional sebesar 69,6% pada 2007 dan kemudian naik menjadi 75,2% di 2011 dan terakhir sebesar 74%, menurut riset duniaindustri.com . Di semester I 2015, laporan keuangan Indofood CBP menunjukkan, penjualan segmen mi instan naik 6,17% menjadi Rp 10,93 triliun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan penjualan mi instan itu ikut mendorong penjualan konsolidasi perseroan tumbuh 6,63% menjadi Rp 16,55 triliun pada periode yang sama. Indofood CBP Sukses Makmur merupakan perusahaan yang menerima penggabungan empat perusahaan di bawah Salim Group. Empat perusahaan itu adalah PT Indosentra Pelangi, PT Gizindo Primanusantara, PT Indobiskuit Mandiri Makmur,
Baca selengkapnya

Jumlah Perusahaan Industri Kosmetik Bertambah, Persaingan Makin Seru

Gambar
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat industri kosmetik nasional tumbuh 7,36% pada kuartal I-2018, meningkat dibandingkan pada 2017 yang tumbuh 6,35%. Seiring dengan itu, jumlah pemain (perusahaan) kosmetik di Indonesia juga bertambah sebanyak 153 perusahaan pada 2017 sehingga total saat ini mencapai lebih dari 760 perusahaan . “Kinerja sektor ini mampu tumbuh di atas laju pertumbuhan ekonomi nasional dan kami perkirakan sepanjang 2018 bisa tembus hingga 7%, sejalan dengan pertumbuhan startup dan kebutuhan konsumen yang kian berkembang,” ujar Dirjen Industri Kimia Tekstil dan Aneka (IKTA) Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono. Pertumbuhan industri juga mendorong penambahan jumlah pemain. Pada 2017, jumlah industri kosmetik di dalam negeri bertambah sebanyak 153 perusahaan menjadi total saat ini lebih dari 760 perusahaan. Dari total tersebut, sebanyak 95% industri kosmetik nasional merupakan sektor industri kecil dan menengah (IKM) dan sisanya industri skala
Baca selengkapnya