Inilah Perbedaan Strategi Korporasi Dua Emiten Farmasi di 2018
Duniaindustri.com (Juni 2018) - PT Merck Tbk (MERK), emiten
produsen farmasi, berencana melakukan penjualan (divestasi) segmen usaha
consumer health kepada PT Procter & Gamble Home Product Indonesia. Transaksipenjualan segmen usaha itu diperkirakan sekitar Rp1,384 triliun.
Manajemen perseroan dalam publikasi resmi menyatakan rencana
transaksi ini merupakan permintaan dari Merck Holding GmbH yang memiliki
sekitar 73,99% saham perseroan. Seiring dengan itu, pemegang saham ultima
perseroan, yakni Meck Kommanditgesellschaft uft Aktien, berkomitmen untuk
menjual segmen usaha consumer health secara global.
Pemegang saham mayoritas meminta kepada perseroan untuk
masuk dalam rencana transaksi dan menandatangani perjanjian serta dokumen yang
diperlukan untuk transaksi tersebut, termasuk perjanjian jual beli saham dan
aset (SAPA) dan surat kuasa kepada Meck KGaA, Merck Penjual Global dan pejabat,
serta karyawan tertentu dari kelompok usaha Merck.
Setelah selesainya rencana transaksi, perseroan akan memperoleh
pendapatan dari penjualan segmen usaha consumer health. Direksi perseroan akan
memutuskan penggunaan dan mendistribusikan hasil penjualan usaha berdasarkan
anggaran dasar perseroan.
Harga rencana transaksi penjualan segmen usaha ditaksir
sekitar Rp1,384 triliun. Harga transaksi tersebut melebihi 50% ekuitas
perseroan, yang tercatat per 31 Desember 2017 sebesar Rp615,437 miliar. Untuk
merealisasikan rencana transaksi ini, perseroan akan menggelar RUPSLB pada 25
Juni 2018.
Berbeda strategi dengan Merck, PT Kimia Farma (Persero) Tbk
(KAEF), emiten BUMN farmasi, akan menggencarkan akuisisi jaringan apotek di
sejumlah negera di luar negeri, antara lain Arab Saudi, Brunai Danurssalam,
Kamboja, Timor Leste, dan Nigeria. Ekspansi ke luar negeri ini dilakukan untuk
menambah kontribusi pendapatan serta laba perusahaan.
Untuk jaringan apotek di Arab Saudi, Kimia Farma akan
mengakuisisi apotek milik Dwaa Medical Limited. Perseroan sedang menunggu
persetujuan dari Kementerian BUMN untuk merealisasikan akuisisi apotek milik
Dwaa Medical Limited.
Direktur Utama Kimia Farma Honesti Basyir menjelaskan, Dwaa
memiliki 30 apotek yang tersebar di Jeddah, Madinah, serta Mekkah. Rencananya,
perseroan bakal membeli 60% saham Dwaa dalam apotek tersebut. “Kami harapkan
dapat mengantongi pendapatan sekitar Rp100-150 miliar dari akuisisi apotek
ini,” katanya.
Dia beralasan rencana akuisisi apotek ini menyusul banyaknya
jemaah umroh dan haji asal Indonesia serta masyarakat Indonesia yang bermukim
di negara-negara tersebut.
Pada 2018, Kimia Farma giat melakukan akuisisi jaringan
kosmetik dan memperkuat medical devices. Ada beberapa negara di Asia yang
tengah dilanjutkan adalah Brunai Danurssalam, Kamboja, serta Timor Leste.
“Nigeria juga menawarkan kerja sama dengan kita sebab obat
di sana belum tentu asli. Namun, kita baru komunikasi dan akan support obat,”
terangnya.
Direktur Pengembangan Kimia Farma Pujianto menambahkan, dana
yang dikeluarkan untuk akuisisi tersebut mencapai Rp 135 miliar. “Kebutuhan
dana berasal dari kas internal,” tutur Puji.
Pada 2018, Kimia Farma berencana menganggarkan belanja modal
sebesar Rp 3,5 triliun. “Kebutuhan dananya akan diperoleh dari pinjaman bank
seperti BRI, BNI, Bank Mandiri sekitar 70% dan ekuitas 30%,” kata Honesti
Basyir.
Menurut dia, belanja modal akan dialokasikan untuk menopang
bisnis inti Kimia Farma sekitar 60% dan anorganik 40%. Perseroan akan fokus
pada pengembangan anorganik dibandingkan organik. “Tahun 2018, kami fokus pada
akuisisi, medical devices, serta menjajaki pasar di Asia dan Afrika,”
sambungnya.
Untuk anorganik, Kimia Farma mencanangkan pendapatan
mencapai Rp2 triliun pada tahun 2018. Sebelumnya, perseroan belum memiliki
pendapatan dari bisnis anorganik. Oleh sebab itu, kinerja perseroan pada 2018
diproyeksikan akan meningkat 15%-20% untuk pendapatan usaha serta laba tumbuh
10%.
Dia menargetkan Kimia Farma dapat masuk jajaran tiga besar
di industri farmasi nasional pada 2019. Untuk mendukung capain ini akan
dilakukan dengan meningkatkan kompetensi SDM, digitalisasi, dan perkuat kerja
sama.(*/berbagai sumber/tim redaksi 06)
Sumber: klik di sini
* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 155 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider, klik di sini***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini
Database Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 155 database, klik di sini
- Butuh 20 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 14 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 8 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 9 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider, klik di sini
Komentar
Posting Komentar