Makin Sulit, Mengejar Laju Inflasi atau Efisiensi
Duniaindustri.com (Juni 2022) – Seakan baru lepas dari mulut harimau kemudian masuk ke mulut buaya, kiasan itu relevan dengan kondisi iklim bisnis di penghujung semester I 2022. Baru lepas dari cengkraman Covid-19 yang sempat membuat penguncian wilayah secara ketat, kini pelaku industri dihadapkan pada tantangan baru yang tidak kalah menakutkan. Turbulensi harga energi dan pangan yang memicu lonjakan inflasi serta kenaikan suku bunga acuan di Amerika Serikat bisa mempengaruhi iklim bisnis di Indonesia.
Seperti diketahui, lonjakan inflasi mulai menghantui sejumlah negara seperti AS, Turki, dan tidak ketinggalan Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan tingkat inflasi tahunan pada April 2022 dibandingkan April 2022 sebesar 3,47 persen. Inflasi tersebut merupakan angka tertinggi sejak Agustus 2019, sebelum era pandemi Covid-19.
Bahkan, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, kenaikan harga sejumlah bahan pangan dan energi menimbulkan inflasi tinggi di sejumlah negara. Kenaikan ekstrem harga komoditas membuat inflasi naik seperti di Turki mencapai 74 persen.
Turbulensi seperti itu, menurut tim Duniaindustri.com, cukup menantang bagi iklim bisnis di dalam negeri, mengingat daya beli masyarakat belum sepenuhnya pulih dari efek pandemi Covid-19. Indikasi awal imbas dari turbulensi komoditas energi dan pangan serta lonjakan inflasi telah menghantam bisnis startup, dengan sejumlah startup melakukan efisiensi hingga berujung pada pemutusan hubungan kerja (PHK) para pekerjanya.
Makin panjang daftar startup di Indonesia yang melakukan PHK dengan bertambahnya startup platform game dan turnamen online asal India, yakni Mobile Premier League (MPL), yang memutuskan tidak beroperasi lagi di Indonesia. Selain MPL, terdapat enam startup yang melakukan PHK terhadap pekerjanya. Keenam startup itu adalah Zenius, LinkAja, Tanihub, Fabelio, Uang Teman, hingga JD.ID.
Lantas bagaimana strategi terbaik bagi para pelaku industri dalam menyikapi tantangan di semester II 2022? Apakah lantas mengejar laju inflasi dan meneruskan kenaikan biaya terhadap harga jual? Atau justru memperluas strategi efisiensi?
Untuk sejumlah produk terutama bahan pangan dan kebutuhan primer, kebijakan pass on kenaikan biaya terhadap harga jual relatif lebih fleksibel dibanding perusahaan-perusahaan berbasis layanan yang sangat ketat persaingannya. Namun, kebijakan pass on harga jual tidak tidak bisa dilakukan sembrono, karena berisiko melemahkan minat beli di saat kompetitor berlomba-lomba mengejar volume penjualan pasca pandemi.
Sebuah pilihan yang sulit bukan. Di sinilah letaknya kebutuhan mendesak akan market insight yang tepat guna mengukur intensitas persaingan serta memonitor kompetitor, guna merumuskan kebijakan strategi yang tepat, baik jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang. Jangan salah melangkah. (*/berbagai sumber/tim redaksi 09/safarudin/indra)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 255 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 255 database, klik di sini
- Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini
Duniaindustri Line Up:
detektif industri pencarian data spesifik
[caption id="attachment_9784" align="alignnone" width="336"] Market Outlook Consumer Goods di Indonesia 2013-2024 (Market Growth and Channel Distribution Trend)[/caption][caption id="attachment_9749" align="alignnone" width="342"] Riset Data Spesifik Industri Frozen Food 2013-2024 (Market Share Top 10 Player Frozen Food Bakso dan Brand Profile)[/caption]Portofolio lainnya:
[caption id="attachment_9118" align="alignnone" width="523"] Buku "Rahasia Sukses Marketing, Direktori 2.552 Perusahaan Industri"[/caption]Atau simak video berikut ini:
https://youtu.be/wAxS2LsxU2U
Contoh testimoni hasil survei daerah:
Komentar
Posting Komentar