Menakar Tantangan Bisnis di Semester II 2022, Makin Menantang?
Duniaindustri.com (Juni 2022) -- Baru lepas dari cengkraman Covid-19 yang sempat membuat penguncian wilayah secara ketat, kini pelaku industri dihadapkan pada tantangan baru yang tidak kalah menakutkan. Turbulensi harga energi dan pangan yang memicu lonjakan inflasi serta kenaikan suku bunga acuan di Amerika Serikat bisa mempengaruhi iklim bisnis di Indonesia.
Seperti diketahui, harga batubara dan minyak mentah terus meninggi di tengah turbulensi harga energi dan pangan. Kenaikan harga batubara tercermin dari lonjakan Harga Batubara Acuan (HBA) yang ditetapkan Kementerian ESDM untuk bulan Juni 2022 sebesar US$ 323,91 per ton, atau naik 17% dari US$ 275,64 per ton pada Mei lalu.
Sementara harga minyak mentah Brent berjangka, patokan internasional, melonjak menjadi US$ 121,52 per barel seiring keputusan Arab Saudi yang menaikkan harga jual resmi (OSP) Arab light oil andalannya untuk Asia menjadi premi US$ 6,50 versus rata-rata benchmark Oman dan Dubai, meningkat dari premi US$ 4,40 pada Juni 2022, menurut pernyataan Aramco.
Di sisi lain, lonjakan inflasi mulai menghantui sejumlah negara seperti AS, Turki, dan tidak ketinggalan Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan tingkat inflasi tahunan pada April 2022 dibandingkan April 2022 sebesar 3,47 persen. Inflasi tersebut merupakan angka tertinggi sejak Agustus 2019, sebelum era pandemi Covid-19.
Bahkan, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, kenaikan harga sejumlah bahan pangan dan energi menimbulkan inflasi tinggi di sejumlah negara. Kenaikan ekstrem harga komoditas membuat inflasi naik seperti di Turki mencapai 74 persen.
Karena itu, Menkeu menilai, di Indonesia tidak semua harga bisa ditahan agar tidak berdampak kepada masyarakat. "Indonesia harus melihat guncangan ini di dalam konteks apa yang harus kita amankan. Yang perlu kita amankan pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat. Kita ingin tidak hanya ekonomi pulih, tetapi masyarakat kondisinya membaik," ujar Sri Mulyani, Jakarta, Selasa (7/6/2022).
Sri Mulyani menjelaskan, menjaga daya beli masyarakat berpotensi menimbulkan implikasi kebijakan. Sebab, jika pemerintah berupaya keras menahan kenaikan harga maka dampaknya pada pembengkakan subsidi.
"Oleh karena itu, melindungi daya beli memang masyarakat memang menimbulkan implikasi kebijakan bahwa harga sedapat mungkin harga kita tahan, tapi tidak semuanya bisa kita tahan. Ini berarti subsidi akan melonjak akan tinggi," jelasnya.
"Kita melihat situasi kenaikan harga di berbagai negara tidak mampu di-absorb. Kenaikan itu diteruskan langsung ke perekonomian dan masyarakat sehingga banyak negara mengalami kenaikan harga di dalam negerinya. Saya bicara dengan banyak Menkeu. Menkeu Turki mengatakan inflasi didalam negerinya 74 persen, Indonesia 3,5 persen," jelasnya.(*/berbagai sumber/tim redaksi 09/safarudin/indra)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 255 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 255 database, klik di sini
- Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini
Duniaindustri Line Up:
detektif industri pencarian data spesifik
[caption id="attachment_9784" align="alignnone" width="336"] Market Outlook Consumer Goods di Indonesia 2013-2024 (Market Growth and Channel Distribution Trend)[/caption][caption id="attachment_9749" align="alignnone" width="342"] Riset Data Spesifik Industri Frozen Food 2013-2024 (Market Share Top 10 Player Frozen Food Bakso dan Brand Profile)[/caption]Portofolio lainnya:
[caption id="attachment_9118" align="alignnone" width="523"] Buku "Rahasia Sukses Marketing, Direktori 2.552 Perusahaan Industri"[/caption]Atau simak video berikut ini:
https://youtu.be/wAxS2LsxU2U
Contoh testimoni hasil survei daerah:
Komentar
Posting Komentar